Minggu, 11 Maret 2012

serial youthcare 1: inspirasi burung kecil



suatu hari hutan terbakar,
entah siapa yang memulai tapi api itu perlahan membesar,
beberapa binatang berkumpul,
rapat mendesak akhirnya membuah keputusan, semua harus migrasi,

satu demi satu,
dengan tertib,
binatang-binatang seisi hutan bergerak keluar,
meninggalkan hutan dan migrasi ke tempat lain,
kobaran api kian membesar menghanguskan hutan,
sepertinya takmungkin jika harus terus berada di hutan,

saat satu demi satu binatang itu keluar hutan,
ada seekor burung kecil yang mondar mandir,
terbang ke sungai, mengambil air dengan paruhnya,
kemudian terbang lagi, menuju arah kobaran api,
memuncratkan sedikit air yang ada di mulutnya,
mencoba memadamkan api,

sang kera yang melihat hal itu bilang,
"hey kau burung kecil, sedang apa?
tak mungkin kau bisa memadamkan api itu"
sang burung mendekat ke kera,
dengan wajah penuh keringat deras,
mencoba memberikan penjelasan,
"sahabatku kera,
aku hanya berusaha semampuku,
mencoba memadamkan kobaran api itu"
sang kera bicara;
"tak mungkin kamu bisa memadamkan api besar itu,
sudahlah ayo bergegas tinggalkan hutan ini,
kobaran api kian besar, hutan akan habis terbakar"

sang burung tetap dengan tekadnya,
"tak apa kera,
meski usahaku tak bisa memadamkan api,
tapi setidaknya aku telah berusaha keras,
jika kalian mau ayo kita bersama memadamkan api,
aku yakin kita bisa"

demikian tekad si burung,
si kera masih terus memintanya
untuk si burung kecil itu menghentikan tindakannya,
dan ikut bersama binatang lain pergi keluar dari hutan itu,
"hey burung kecil,
kau jangan keras kepala,
semua binatang sedang bergerak meninggalkan hutan ini,
semua sepakat meninggalkan hutan ini,
hanya kau sendiri yang tetap disini,
sedang kobaran api kian lama kian besar,
ayolah kasihini dirimu,
kamu bisa terbakar nantinya,
sudahlah tinggalkan hutan ini,
tindakanmu percuma,
api tak bisa dipadamkan lagi"

namun demikian burung kecil,
tekadnya mantap,
"tak apa kera,
aku akan terus berusaha,
memadamkan api ini,
biarlah aku mati dalam usahaku ini,
biarlah aku tanggung sendiri,
biarlah meski tak ada yang menemani,
aku hanya berharap,
jika kelak di hari pembalasan,
Allah menanyakan tentang kebakaran di hutan ini,
aku memiliki alasan,
dan jawaban untuk membela diri,
bahwa aku telah berbuat,
berusaha sebisaku,
sampai akhir ajalku"

sang kera tertegun,
dipikarkannya ucapan burung itu,
dia melihat sang burung gesit berusaha,
kepakan sayapnya mulai payah,
keringat bercucuran dari wajahnya,
hampir seluruh bulunya basah,
namun sang burung tak peduli dengan semuanya,
dia tetap berjuang emmadamkan kobaran api itu,

sang kera menunduk,
berkali-kali dibenaknya terus berkecamuk,
"jika nanti Allah menghisabku,
dan menanyakan perihal kebarkaran ini,
aku punya alasan, aku sudah berusaha semaksimal"

sang kera menatap sang burung,
dan menoleh ke arah ribuan binatang lain yang sedang berarak keluar hutan,
sang kera mengambil langkah cepat,
mengejar kerumunan binatang yang berjalan meninggalkan hutan,
menghampiri sang raja hutan,
"hey singa,
ada satu burung kecil,
yang tak mau ikut dengan kita,
dan dia malah berusaha memadamkan kobaran api,
apa tidak sebaiknya kita ikut membantunya?"

sang singa menoleh;
"api sudah makin membesar,
tak mungkin bisa dipadamkan"

namun kera tetap memintanya,
"kalo kita bersama-sama bisa...
engkau kan pemimpin kami,
kerahkan smeua binatang untuk ikut serta,
aku yakin bisa memadamkan kobaran api itu"

singa btetap berjalan,
seolah permintaan kera tgak dihiraukan,
hingga kera itu teriak dengan keras,
"key singa...
jika kau tak mau membantu burung itu,
maka aku mengundurkan diri menjadi koordinator hijrah ini,
aku akan menemani burung kecil itu,
seperti alasan burung itu,
jika kelak di hari pembalasan,
Allah menanyakan perihal kebakaran hutan ini,
akupun punya alasan untuk membela diri,
bahawa aku sudah berusaha semaksimalku,
sampai akhir hayatku"

demikian ucapan kera,
kemudian berlari meninggalkan ribuan binatang itu,
menyusul ke arah burung kecil itu,
sambil berlari,
dia terus berteriak,
pada ribuan binatang yang dilihatnya
"ikutlah bersamaku, membantu burung kecil itu,
bersama-sama memadamkan kobaran api,
semaksimal kita, aku nyakin kita bisa.
pun jika akhirnya kita mati,
dalam usaha memadamkan kebakaran itu,
kita punya alasan untuk membela diri,
saat hari penghisaban nanti"

kini burnung itu tak sendiri,
dia ditemani si kera,
berusaha maksimal memadamkan api,
mereka berdua terus bekerja,
sementara ribuan binatang lain hanya melihat,
bahakan meninggalkan hutan itu,

sang burung kecil kuyup basah,
wajah lelah dan sayapnya yang mulai rusak,
demikian juga kera,
sekujur tubuhnya ikut basah,
campuran keringat dan air,
namun mereka terus berupaya memadamkan api,

pemandangan itu memilukan ahti,
rasa iba dari binatang lain,
hingga ada sekeluarga kera juga,
yang mendekati burung kecil dan kera itu,
"kami akan ikut kalian,
kami akan membantu kalian,
bertahun-tahun kami hidup di hutan ini,
dan sekarang hutan sedang terbakar,
malu kalau kami meninggalkan,
kami akan maksimal membantu kalian"

demikian,
maka kini ada sepuluh kera dan satu burung,
yang terus berusaha memadamkan kobaran api,

beebrapa binatang yang menyaksikan ikut iba,
merekapun berbondong membantu burung kecil dan 10 kera itu,
kini ratusan binatang itu bahu membahu memadamkan api,

sang raja hutan, Singa,
mendengar kabar kini sudah ratusan yang ikut membantu sang burung kecilpun akhirnya bergerak,
setelah desakan dari binatang-binatang ;lain untuk ikut membentunya,
akhirnya diintruksikan seluruh binatang harus turut membantu memdamkan api,

kini,
tak hanya seekor burung kecil,
tapi ribuan binatang,
semua bahu membahu memadamkan api,

gajah dengan belalainya,
burung bangau dengan paruhnya,
semuanya bahu membahu,
dengan segenap kemampuan yang dimiliki,
ya...
kini burung itu tak sendiri,
kini sejuta binatang membantunya,
ribuan burung bagai awan gelap memuncratkan air,
cipratan demi ciprtana yang jumlahnya ribuan bagai hujan lebat memadamkan api,

perlahan demi perlahan,
beberapa hektar hutan yang sudah terbakar,
kini mulai meredup,
jutaan binatang mulai dari semut sampai gajah yang besar berjuang memadamkan api,

dan setelah sekian lama berusaha,
dalam segenap kepayahan,
dalam kerja keras dan gotong royong itu,
kebakaran hutan teratasi,

kini sorak sorai jutaan binatang girang,
mereka senang dengan kebakaran yang berhasil dipadamkan,
mereka tak lagi pergi dari hutan itu,
mereka kembali masuk ke dalam hutan,
memebenahi puing-puing yang terbakar,
kembali membangun hutan itu,

sang bruung kecil terhuyung berjalan,
sayapnya patah sebelah,
dia tak bisa terbang lagi,
setelah sekian hari berjuang memadamkan api,
perjuangannya yang sediri terbantu dengan jutaan binatang lain,

dia tak bisa terbang lagi,
dia menderita kelelahan sangat,
dia terbaring di tepi sungai,
nafasnya tertahan,
bulu-bulu sayapnya sebagian terbakar,
dia terbaring,
tak lama air sungai pasang,
dalm pembaringan dia hanyut,
terbawa derasnya air sungai
dia tenang untuk selamanya,
istirahat untuk selamanya


==

sebulan kemudian,
saat upacara syukuran rekontruksi hutan,
sang Singa menanyakan perihan burung kecil,
sang kera pun baru teringat,
ya...
semua baru teringat,
sang burung kecil tak ada disana,
semua kehilangan,

sang Singa mengintruksikan semua mencari,
ke seluruh penjuru hutan,
nihil....burung kecil tak ditemukan,
semua binatang tak menemukan,

burung kecil,
dialah burung kecil,
kini sudah tenang di alam lain,
dia tidak ada lagi,

inspirasi burung kecil,
yang telah menyadarkan semua binatang di hutan,
bahwa kita tak boleh diam,
dengan kondisi hutan yang terbakar,
bukan meninggalkan,
tapi mencari solusi dan membeenahi,

inspirasi burung kecil,
untuk menginspirasi kita,
bahwa beginilah dakwah mengajari kita,
kepedulian pada masalah ummat,
bukan pergi meninggalkan,
atau membiarkan diri terbakar,
tapi mencari solusi,
memberi kontribusi,
dalam kesungguhan,
dalam kepedihan penuh,

inspirasi burung kecil,
demikian alasan YOUTHCARE itu berdiri,
demikian diri ini memiliki visi,
demikian terus menginspirasi,
dakwah harus terus berjalan....

inspirasi burung kecil,
bahkan kematian lebih iondah saat telah memeberikan kontribusi terbaik,
bahkan kematian lebih indah dari kehidupan itu sendiri,
buka nama yang diinginkan,
tapi sebuah kontribusi,
atau seperti yang dikatakan burung kecil
"agar kelak jika Allah menghisabku, aku bisa memberikan pembelaan"

inspirasi burung kecil,
pagi syadu diibukota,
dalam syahdu rakaat duha,
dalam rangkain kerja dan kerja,
dalam kesibukan memikirkan YOUTHCARE.

inspirasi burung kecil,
09.30 WIB 11 maret 2012
Mokhamad Kusnan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar