Jumat, 09 Maret 2012
pensi, adakah nilai dakwahnya?
berhari-hari,
kulihat beliau disibukkan dengan urusan itu,
PASAR MINGGU FESTIVAL,
sebuah ajang musik pinggiran,
mengakomodir anak-anak remaja gaul dan musisi,
menyatukan dalam sebuah acara pentas seni,
hingga pelaksanaan,
aku masih disibukkan merajut mimpi-mimpiku,
dan aku masih menyaksikan perjuangan beliau mensukseskan acara hura-hura itu,
hingga larut, bahkan akupun ikut membantu mengangkat-ngangkat bangku saat acara usai,
di pagi buta itu, dini hari..
ya..kami membereskan semua perlengkapan pesta musik itu,
"hemm...akh kusnan, pernah antum berpikir,
kerja kita beginian ada pahalanya gak sih?"
beliau menanyakanku,
dalam aktivitas kami itu,
aku hanya terdiam,
menghadirkan sedikit senyuman,
sambil menahan kantuk yang dalam.
tak menjawabnya.
beliau kawan,
seorang ustad dengan amanah besar,
amanah dakwah kepemudaan di wilayah jakarta selatan,
dan beliau banyak berkorban untuk suksesnya acara pentas seni hura-hura itu,
puluhan juta raib dalam dua hari,
menjelma menjadi hiburan musik mendayu sampai keras,
==
kamis siang,
aku masih menjaga shaum sunnah,
hingga kakiku melangkah ke sekolah itu,
sekolah SMP dimana aku totalitas membina angkatan mujahid,
membina angkatan belia dakwah sekolah,
dariu SMP itulah mimpi-mimpi besar itu terlihat,
puluhan sampai ratusan kader belia terlahir,
dan banyak seri heroik kami toreh,
siang itu,
bukan untuk urusan rohis,
tapi membantu OSIS yang sedang kepepet dan sibuk mensukseskan acara pensi,
"kak Kusnan, harapan kami satu-satunya kak Kusnan,
untuk bisa membantu suksesnya acara,
kami hutuh kreativitas dan sentuhan menarik untuk acara"
demikian ucapan mereka.
hingga sore,
aku membantu mereka mensetting acara untuk sabtu,
sebuah puncak acara pembagian hadiah lomba,
dikemas dengan pentas seni,
jum'at sore,
akupun dedikasikan waktuku untuk mereka,
untuk susksesnya pentas senia itu,
untuk suksesnya acara hura-hura itu,
dalam kepayahan,
dalam heboh sana-sini,
tenda, sound, acara, dekor...
semua masih berantakan,
perlahan semampuku aku bantu mereka,
anaka-anak belia yang sedang semangat dengan pekerjaannya,
meski masih sangat berantakan,
aku setia menemani mereka,
dalam lebatnya hujan,
dalam dingin dan lapar,
dalam keresahan dana yang masih kurang,
ah..bahkan sampai aku tak sempat tidur menyelesaikan semua,
dan siang tadi,
eksekusi acarapun berjalan,
dalam segala tantangan,
tak ada guru yang mendukung dan membantu,
hingga agak siang,
barulah seorang ibu guru turut memberikan arahan,
anak-anak belia SMP itu disibukkan dengan aktivitas,
,mensukseskan acara penta seni hura-hura,
dan aku,
sebisaku membantu mereka,
mendesain dan memasang dekorasi,
memebrikan sentuhan-sentuhan seni,
ah..bahkan sampai mencoba panggung,
terlarut dalam musik keras itu,
ah...bahkan aku menikmati kegilaanku,
adakah nilai dakwahnya?
demikian terngiang di benakku,
adakah moilai dakwahnya?
membantu terlaksananya acara hura-hura itu.
adakah nilai dakwahnya?
masih teringat dini hari waktu itu,
perkataan sang senior dalam dakwah ini,
sang ustad yang sudah banyak pengalaman,
yang serupa juga bertanya padaku;
"akh Kusnan...pernah antum berpikir, kerja beginian ada pahalanya gak sih?
adakah nilai dakwahnya?
seperti kritikan orang tuaku,
"dulu waktu ROHIS SMA ngelarang pensi,
kayaknya benci banget pensi,
eh sekarang nggak tidur dua hari untuk pensi,
gak pulang kerumah untuk pensi"
adakah nilai dakwahnya?
ah...
akupun masih berpikir,
adakah nilai dakwahnya?
adakah pahalanya?
tapi kawan,
saat aku rapat dengan mereka Kamis itu,
aku bisa menyuruh mereka mengerjakan shalat dhuhur,
jadi bisa kupastikan semua anak-anak itu shalat dzuhur semua,
bahkan shalat ashar berjamaah.
atau saat jum'at sore itu,
akupun mendirikan shalat magrib berjamaah dengan mereka,
yang mungkin kalau tak diingatkan mereka takkan shalat,
"kak bajuku basah,
kak gaada kain sarung,
kak bajuku kuyup"
dan banyak lagi nalasan mereka,
saat kuminta untuk shalat berjamaah magrib denganku,
namun mereka akhirnya turut berjamaah denganku,
tapi kawan,
karena membantu pensi ini,
aku bisa mengajak mereka shalat berjamaah,
aku bisa menjaga hijab mereka,
dari ikhtilat itu,
dari saling sentuh itu,
bahkan kawan,
di pagi tadi,
saat aku bermain gitar dan bernyanyi di panggung itu,
saat terlarut dalam kegilaanku,
mereka jadi berpikir bahwa aku bukan fanatik,
mereka jadi dekat dengaku,
mereka jadi cair dan menghormatiku,
mereka ajdi akrab denganku,
sampai terdengar sebuah ucapan,
"kak, aku boleh ikut rohis?
boleh ikut acara-acara rohis?
boleh ngaji ama kak Kusnan?"
pensi,adakah nilai dakwahnya?
mencoba menakar kapasitas diri,
dan model komunikasi,
bentuk paling ringan untuk dimengerti,
berdakwah dengan halus untuk diterima,
karena mereka butuh dukungan,
karena mereka butuh sahabat dan teman,
karena mereka butuk pencerdasan,
karena mereka butuh sosok yang menghargai,
bukan menghakimi.
mereka butuh didekati, bukan dijauhi.
pensi, adakah nilai dakwahnya?
butuh pemikiran panjang dan cara cerdas untuk berdakwah,
butuh cara-acara menarik untuk membuat tertarik,
butuk ide kreativ,
berbaur tapi tak lebur,
mendalami untuk mengilhami,
memperlajari untuk mewarnai,
pensi, adakah nilai dakwahnya?
siang mendung di ibukota,
introspeksi bahwa dakwah ini terbuka,
butuh pendeklatan agar bisa diterima,
pensi, adakah nilai dakwahnya?
14.04 WIB 10 Maret 2012
Mokhamad Kusnan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
berarti ada donk... bukan hanya hura-hura... kan bisa juga, apa yang ditampilin dalam pentas itu ada nilai dakwahnya, kayak drama tentang sahbat gitu,, kan seni bukan musik doank, musik adalah bagian kecil dari seni.. kalopun yang dipermasalahkan adalah musik, bisa juga kan, kita bermusik dan berisikan lirk2 yang menggugah, menginspirasi, karena setiap orang itu berbeda pahamnya...
BalasHapussore hari Sabtu, mencoba menanggapi.. cmiiw yaaa :D
ahaha...oke nanti mampir ke bloknya Azfiz...
BalasHapus