Rabu, 21 Desember 2011

ibuku tetap ibu nomor satu sedunia....


semalam,
sudah larut malam,
saat aku asyik sms dengan salah satu muridku,
tentang agenda rafting,
arung jeram yang hebat itu,
aku sempatkan diri untuk sms ke orang tua,
bahwa aku belum bisa pulang kerumah,
selain kesibukan mengurus bisnis,
juga masih ada cinta,
cinta yang masih banyak menuntut,
dialah VISIku, YOUTHCARE,
ah, dialah cintaku....
aku masih mencintai sekretariat YOUTHCARE sebagai rumah keduaku,
bahkan, pernah ortuku cemburu,
dengan YOUTHCARE,
hingga keluar ucapan bijaksananya,
"memang lebih baik cintamu untuk YOUTHCARE,
ummat lebih membutuhkanmu"

ah semalam,
aku terkejut bukan main,
dengan sms beliau,
menjawab sms permintaan maafku,
jawabnya singkat,
padat,
tapi penuh cinta,

"ok tak apa.
take ya sayang,
jaga kesehatanmu"

ah romantis banget,
dialah wanita ketiga dengan cinta besarnya untukku,
entah belas kasihan atau apa,
yang jelas dia mencintaiku,

jadi teringat bunda kandungku,
wanita penuh cinta yang perkasa,
wanita paling hebat,
ibu nomor satu sedunia,

suatu hari,
saat itu usiaku masih teramat kecil,
masih memakai seragam putih merah,
masih suka menangis,
masih minta diantar ke sekolah,
ah...bahkan masih minta ditunggu di sekolah,
masih makan disuapi,
masih sering minta digendong,
ah....masih penuh kemanjaan.

saat itu aku sedang bermain,
tak lama pulang,
untuk sekedar menghilangkan rasa haus di tenggorokan,
menuju rumah sederhana di pelosok desa itu,

setelah usai memuaskan tenggorokan,
mataku tertuju pada uang 100 rupiah yang ada di meja,
diantara uang ribuan yang lain,
lalu aku ambil saja uang itu,
100 rupiah itu,
dan kubelikan permen.

sore,
saat aku baru pulang,
ibuku tanya,
tentang uangnya yang ada di meja,
dan menanyakan,
karena kata beliau kurang 100 rupiah,
lalu kukatakan saja aku yang mengambilnya, tanpa perasaan bersalah,

saat itu,
ibuku langsung marah buikan kepalang,
telingaku di jewernya,
bahkan,
dalam tangisku,
beliau memintaku meletakkan tangan diatas meja,
dan dengan gagang sapu beliau memukul tanganku,
hingga ada patah, membekas hingga kini,

yang kutangkap saat itu,
cinta ibuku seolah hilang,
padahal sebelumnya dia yang paling menyayangiku,
kemanapun aku digendongnya,
hanya karena uang 100 rupiah miliknya yang kuambil,
dia tega memukul jemariku hingga patah,
dan sejak saat itu,
aku selalu menjaga agar tidak manja kepada beliau,
dan mengurangi rasa sayangku,

dialah ibuku,
dia pergi saat aku masih belia,
dia pergi setelah ebebrapa bulan melahirkan adikku,
dia pergi...untuk selamanya.

hingga aku beranjak besar,
setelah ibu paling hebat sedunia itu tiada,
pesan itu baru kumengerti,
ibuku mengajarkan,
agar tidak mengambil yang bbukan haknya,
dan bukan 100 rupiah,
bukan besar kecilnya nilai,
tapi pelanggaran,
seolah dialah ibuku,
ibu paling anti korupsi,
bahkan hanya uang 100 rupiah..

episode wanita penuh cinta,
yang kadang merealisasikan bukti cinta dengan ketegasan,
tapi itulah cinta,
dan dialah ibuku,
ibuku tetap ibu nomor satu sedunia....

ibu,
maafkan anakmu yang bodoh,
maafkan anakmu yang kurang bersyukur memilikimu,
maafkan anakmu yang belum tulus mencintaimu,
semoga aku bisa menjadi amal jariyah terbaik untukmu,
agar kelak kau bisa bahagia di surga,

ibuku tetap nomor satu sedunia,
kini sudah 19 tahun kepergiannya,
namun masih terasa cintanya,
dan akan terus keukenang pelajaran itu,
bukti cinta itu,


ibuku tetap ibu nomor satu sedunia,
mari nyatakan cinta pada wanita itu,
wanita sahaja yang telah melahirkan kita,
wanita rapuh yang rela mempertaruhkan nyawa,
wanita hebat luar biasa,
yang melahirkan kita,
yang juga akan menjadi manusia hebat,
menjadi amal jariyah baginya,

ibuku tetap ibu nomor satu sedunia....
pagi cerah di ibukota,
kamis, 22 desember 2011,
bertepatan dengan hari ibu,
Mokhamad Kusnan
share for all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar