namanya Erik,
dia karyawan baru di Yayasan Pemuda Kreatif,
temoat dimana YOUTHCARE bernaung,
dialah Erik,
perawakannya lebih gemuk dariku,
gemuk sih tidak, tapi karena akunya yang kurus jadi bagiku dia gemuk,
suaranya lebih lembut dariku,
berasal dari pelosok suka bumi,
masih satu nafas bahasa dengan Fikri atau Emu, dua karyawan yang lain.
ba'da subuh tadi,
aku ajak dia melihat pasar minggu sebenarnya,
melihat ribuan manusia malam bergerilya dalam jual beli,
melihat sosok wanita-wanita tanggung pengais rezeki,
mereka yang menukar malam dengan kesibukan super tinggi,
menjual waktu tidurnya dengan rupiah kumal,
hanya Erik,
sementara Emul dan Fikri masih sulit untuk dihidupkan lagi dari mimpinya,
hanya Erik,
yang selalu saja bangun begitu adzan kumandang,
gaya bangunnya seolah dikagetkan sesuatu,
yang membuat munajatku sedikit terganggu,
setelah siap ke masjid,
aku belum beranjak dari munajatku,
hanya menegurnya pelan "bangunkan yang lain rik, ajak ikut jamaah juga di masjid"
mencontoh suaraku,
seolah dia sudah menjadi batak,
lantang dia teriak "bangun...bangun...sholat...sholat " yang diarahkan ke penghuni sekret yang lain.
sayang sautannya tak direspon,
hanya jawaban setengah sadar...
hingga tadi,
ba'da subuh, kami masih tetap berdua,
perjalanan ke pasar dengan beebrapa langkah kaki saja,
dan sepanjang perjalanan itu aku selipkan nasihat,
"ada dua jenis manusia di dunia rik,
manusia yang orientasi dunia dan manusia yang orientasi akhirat"
si Erik menunduk dan mendengarkan sesksama,
"manusia orientasi dunia itu yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk dunia, dunia selalu dikejar,
seolah hidup hanay di dunia saja, bahkan tak jarang mereka menjual akhiratnya,
mengorbankan akhirat hanya untuk dunianya. dan mereka dapat rik, dapat dunia"
si Erik mendengarkan, sesekali bertanya.."terus bang..."
"manusia kedua yang orientasi akhirat, seluruh hidupmnya didedikasikan untuk akhirat,
dia tetap bekerja, menjalani kehidupan dunia, tapi semuanya dioriantasikan untuk akhirat, akhirat tujuannya,
mereka dunia dapat, tapi akhirat juga dapat" jelasku, sa,mbil menunjukkan fakta yang ada di sekitar pasar itu.
kamipun sampai terminal pasar minggu,
yang berubah menjadi pasar malam,
terminal menjelma menjadi supermarket kumuh,
ratusan kaum hawa menjajagak sayur mayur,
tak kalah semangatnya dengan para lelaki...
mereka menjadi saksi kami,
kami menjadi saksi mereka,
ba'da subuh sahdu menyelimuti,
angin bertiup seolah membuat mereka nyaman,
menahan mereka agar terus melanjutkan aktivitas jual-beli,
hingga sampai ke penjual makanan,
aku berhenti dan membeli sesuatu,
sambil berani kutanyakan "udeh sholat bu?"
si Erik menatapku tajam,
si ibu enteng saja menjawab "lha wong lagi jualan kok suruh sholat, ndak sempat mas.."
akupun beralih ke pedagang lain, sama menanyakan perihal sholat,
"ndak keburu sholat mas...lagi rame-ramenya jam segini" sambil diiringi gelak tawa..
"ndak bawa mukena mas..."
dan banyak lagi jawaban, atau sekedar "lagi dapet mas..." sambil tertawa dengan sebelahnya.
"itu rik orang yang orientasi dunia..." ucapku pada Erik pelan.
namun ada juga,
saat kutanya mereka menjawab "Alhamdulillah sudah mas, tadi jamaah di masjid Al-Furqon..."
tapi sedikit, jauh lebih sedikit dari yang tidak sholat.
"itulah yang orientasi akhirat rik..." ucapku pada Erik..
perjalanan pulang,
sambil terus aku jelaskan,
setelah beberapa lama diam,
Erik bertanya,
"ngapain tadi bang Kusnan nanya-nanya gitu,,,
nyuruh-nyuruh sholat segala,
yang mereka pasti menolak?"
"inilah dakwah, Rik"
jawabku pelan...
"sama saat kenapa tadi abang suruh bangunkan yang lain,
inilah dakwah rik...
inilah amalan yang berpahala paling besar,
inilah kerjaannya para nabi dan Rasul,
mengajak dan mengingatkan,
pada akhirat, pada Allah, pada ibadah"
jelasku,
si erik mangut-mangut aja,
seolah dia mencerna penjelasanku,
sambil menunduk mendengarkanku,
"inilah dakwah, Rik..."
subuh syahdu di pinggiran pasar minggu,
di sekretariat YOUTHCARE yang dingin,
diantara bunyi pasar yang layu,
diantara manusia-manusia pencari rupiah,diantara pragmatisme,
"inilah dakwah, Rik..."
inilah pekerjaan mulia,
inilah pekerjaan para nabi,
inilah orientasi akhirat,
inilah jula beli yang tak pernah rugi,
inilah dakwah, Rik....
"inilah dakwah, Rik..."
refleksi untuk kita semua,
bahwa mereka butuh nasihat dan teguran dari kita,
butuh sentuhan cinta sesungguhnya,
butuh makanan yang dapat menmghidupkan jiwa,
butuh bahan bakar yang bisa menyalakan hati mereka,
butuh sekedar pertanyaan "udah sholat belum?"
atau ajakan pelan "yuk shalat...yuk ke surga..."
"inilah dakwah, Rik..."
pagi syahdu di sekretariat YOUTHCARE,
diiringi instrumentalia The Elegance of Pachelbel -01- SERENADE,
Selasa, 20 12 2011,
Mokhamad Kusnan
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150548953132049
Tidak ada komentar:
Posting Komentar