Kamis, 23 Februari 2012

magnet dan dakwah...


saat waktu SD dulu,
guru pernah mengenalkan tentang magnet, atau sebutan lainnya besi berani.
ya..besi yang berani.
bukan sekedar besi biasa,
tapi besi yang berani,
besi yang bisa menarik besi lain,
dan menempelkannya erat,
cukup kagum saat melihat sang guru memegang magnet tersebut,
benda hitam berat itu,
yang kemudian menarik paku-paku kecil dan menempel padanya, cukup kuat.

magnet kawan,
benda hitam dengan kemampuan luar biasa,
bisa menarik besi,
dan melekatkannya erat

magnet kawan,
dengan salah satu sifatnya,
bisa menginduksi besi lain,
dan kemudian merubahnya memiliki sifat yang sama,
memiliki daya tarik yang kuat,
dan kemudian menjadi sama...besi berani,

dan besi yang telah menjadi magnet tersebut,
akan menarik besi lain,
menempelkan dengan kuat,
menginduksi,
dan menjadikannya magnet,

dan seterusnya besi baru itu,
yang telah terinduksi,
akan memiliki sifat sama,
menarik besi lain,
kemudian menginduksi,
dan menjadikan besi baru berikutnya menjadi magnet,
memiliki sifat yang sama, menarik,,,dan menginduksi,



magnet kawan,
benda hitam yang menarik,
yang telah dipelajari,
dan banyak dimanipulasi,
dimanfaatkan sifatnya,
menariknay itu,
untuk banyak kemanfaataan,
untuk manusia...seperti kita.



kawan,
lantas apa hubungannya dengan dakwah?

magnet kawan,
seperti magnet,
maka demikian sang aktivis dakwah,
dia harus memiliki kekuatan,
kekuatan untuk menarik,
lalu menginduksi,
membuat besi memiliki kemampuan sama...menarik,

magnet kawan,
semakin kuat daya tariknya,
maka kemampuan menginduksinya juga akan kian kuat,
dan akan menghasilkan besi berani yang kuat pula,

kawan,
ada sebuah dialog menarik,
suatu hari dialog ini terjadi ketika aku bertemu dua pemuda,
keduanya adalah aktivis dakwah,
keduanya adalah ustad,
keduanya memiliki daya tarik dan kemampuan menginduksi,
keduanya magnet,

"akhi...ane kok merasa aneh dalam tarbiyak saat ini ya?"
demikian salah satu dari mereka memulai perbincangan
"dulu saat ane seusia binaan, halaqoh itu seperti sesuatu yang tak boleh hilang,
pertemuan pekanan itu sangat mahal,
ane sangat merindukan dan mengharapkan,
bahkan akhi...yang terpikir adalah pertemuan demi pertemuan pekan ke pekan"
tambahnya,
"ane inget banget saat ane udah ngumpul dengan teman-teman,
sambil menunggu murobbi datang, kami asyik bertausiyah,
atau setor hafalan dan memperbaiki bacaan,
tak ada diskusi politik atau canda tak bermakna,
paling gurauan keilmuan yang kadang membuat senyum lebar disana-sini,
namun kami fokus pada tholabul ilmi"
demikian ceritanya

"ane inget saat ada yang telat datang,
karena menunggu hujan reda,
semnetara yang lain menerjang hujan,
dan sampai dalam keadaan kuyup,
lalu dengan sadar sahabat yang telat datang itu meminta diguyur air,
haha...dan kami semua kuyup"

"bahkan ane inget sekali,
saat salah satu dari kami kehilangan dompet,
dan hilang pula uang di dalamnya,
padahal ada uang biaya SPP untuk dua bulan,
lalu kami patungan untuk menggantinya"

"ane juga ingat,
saat kami harus menginap di salah satu sahabat,
hanya karena pagi buta harus bersiap berangkat,
kami tak ingin ketinggalan mengikuti aksi peduli palestina itu"

"namun akhi...
seolah sekarang tarbiyah itu memeudar,
binaan ane tak semilitan waktu kita,
mereka tak sepenuh hati,
sangat beda dari kita dulu.
kini ada pelemahan"

demikian cerita demi cerita keluar dai mulutnya,
refleksi atas tarbiyah kini,

hingga ada sebuah pernyataan yang menggelitik,
seolah menampar semua,
"dulu murobbi kita punya kapasistas tinggi,
hasil binaannyapun hebat.
sekarang para murobbi kapasitas melemah,
hasil binaanpun kian lemah"

kawan,
sadar atau tidak itu kenyataan,
kini ada pelemahan,

kawan,
sperti magnet tadi,
saat magnet memiliki kekuatan penuh dan dasyat,
maka daya tariknya juga dasyat,
dan daya induksinya juga dasyat,
sehingga melahirkan kader dasyat.

kawan,
mari belajar dari magnet,
untuk menjadi magnet kualitas tinggi,
magnet yang memiliki kekuatan besar,
untuk kemudian memiliki kemampuan menarik besar,
dan kemudian njuga menginduksi besar,

kawan,
ada dua cara agar kita bisa menjadi magnet hebat,
yang memiliki kemampuan menarik dan menginduksi hebat juga,

pertama,
kita harus menjadi magnet yang hebat,
memiliki sifat dasar yang hebat,
caranya dengan meminta kekuatan itu pada sumber kekuatan,
dialah Allah Rabb kita,

kawan,
seorang aktivis hendaklah demikian,
menjaga hubungan seeratnya dengan Allah,
agar Dia memberikan kita kekuatan yang penuh,
kekuatan dasyat untuk menarik dan menginduksi,

kawan,
ada sebuah analogi,
bahwa dakwah seperti aliran air,
aliran air diatas tumpukan piramida gelas,
saat air mengalir ke gelas paling atas, maka gelas akan luber dan mengisi penuh gelas di bawahnya,
dan seterusnya ke bawah,

kawan,
bahkan pernah dikatakan,
oleh seorang ulama,
bahwa ciri-ciri keimanan kita tinggi,
dan kapasitas dakwah kita kuat,
yakni saat orang melihat kita, orang itu ingat Allah dan ibadah.
keimanannya hidup,
keimanannya memancar.

kawan,
untuk menjadi magnet hebat kita harus perkuat muroqobatulloh,
pereerat hubungan dengan Allah,
perkokoh amalan wajib, perbanyak amalan sunnah,

kawan,
menjadi magnet juga terkait kapasitas,
terkait tsaqofah kita,
banyaknya jumlah halaman tilawah kita,
banyaknya hafalan qur'an dan hadist kita,
banyaknya pemahaman dan wawasan keislaman kita,

kawan,
yang kedua,
jika kita belum menjadi magnet,
maka kita harus menginduksi diri,
menempel pada magnet kuat,
lalau menyerap kemampuan menariknya,
menyerap kemampuan magnetisnya,

kawan,
dalam hal induksi magnet,
semakin besar jarak antara magnet dan benda yang diinduksi,
akan semakin lemah kekuatan menginduksi,
demikian juga dakwah,
semakin jauh kita dari Alloh,
semakin lemah punla kekuatan ruhiyah kita,
juga semkin jauh kita dari sahabat yang posistif dan orang shaleh,
akan semakin lemah kita untuk mewarisi sifat mereka,

magnet dan dakwah,
semoga kita bisa banyak belajar darinya,
semoga kita bisa perdekat jarang dengan Allah,
semoga kita bisa menjaga hubungan dekat dengan orang-orang shalaeh,
untuk kemudian menginduksi diri,
melejit lebih tinggi,
memiliki kapasitas lebih pantas.

untuk kemudian menginduksi yang lain,
menarik besi-besi dan merubahnya bersifat magnet,
yang akan menarik lagi,
dan lagi, dan lagi...
dan akan makin banyak magnet,
yang menarik pada kebaikan,
dan mewariskan sifat kebaikan,
pada generasi negeri...

kawan,
magnet dan dakwah,
semoga kita mau belajar darinya,

magnet,
juga berlaku untuk pemimpin,
dai tak hanya menarik pengikut,
tapi menginduksi pengikut menjadi sepertinya,
memimpin untuk mengupgrade,
mendublikasi diri,



magnet dan dakwah,
terinspirasi dari taujih pak Rahadi,
di tasyakuran 20 februaru lalu,
di sekretariat YOUTHCARE.

magnet dan dakwah,
kubagi sekarang,
di malam mencekam,
sambil menyiapkan makalah untuk esok mengisi,
00.44 wib, 24 Februari 2012
Mokhamad Kusnan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar