seri subuh#2
subuh ini kawan,
sekali lagi subuh,
di waktu subuh memang banyak spirit, banyak inspirasi,
Amar kawan,
yang pernah saya ceritakan di catatan yang lama saya di FB,
Amar,
dia pemuda pasar yang rajin ke masjid,
pemuda lugu pecinta ilmu penjual roti bakar,
iya...penjual roti bakar...
subuh ini di masjid dekat sekretariat YOUTHCARE,
malam tadi aku menginap di YOUTHCARE,
beberapa urusan membuatku terjaga sampai larut malam,
jadi memutuskan menginap di kantor sederhana YOUTHCARE.
Subuh kawan,
orang tuaku berpesan,
yang sekaligus peringatan,
"pokoknya kalo kamu ndak tidur dirumah harus jamaah ke masjid,
kalo gak subuh jamaah di masjid harus tidur dirumah"
demikian peringatan ortuku,
karena beberapa hari ini memang aku jarang tidur dirumah,
pesannya satu...HARUS SUBUH JAMAAH DI MASJID.
ortuku memang hebat,
meski awwam tapi pembelajar,
dan sangat sering mengingatkanku..alhamdulillah.
kembali ke Amar,
subuh tadi,
seperti biasa dia selalu hadir di masjid,
masjid dekat sekretariat YOUTHCARE.
Amar penjual roti bakar,
dia jualan dari jam 12 malam sampai jam 6 pagi,
melayani ratusan pedagang dan ribuan pembeli pasar minggu,
amar yang ulet,
dan amar yang soleh,
dengan baju lusuhnya dia langsung dengan langkah cekatan ke masjid seketika mendengar adzan,
"saya titip di pedagang lain" demikian ucapnya saat kutanya gerobak roti bakarnya dimana.
sesampai di masjid dia agak lama di kamar mandi,
mengganti baju lusuhnya dengan baju koko sederhana, tapi bersih,
kemudian sudah rapi dan melaksanakan dua rakaat qobliyah.
selesai subuh dia masuk kamar mandi lagi,
kembali dengan baju lusuhnya dan berjualan lagi...roti bakar.
Amar kawan,
dia hanya penjual roti bakar,
lulusan SD dan pemuda lugu sederhana,
tapi pecinta ibadah,
pernah suatu saat kutanya,
"Amar...pingin tau nih yang bikin Amar rajin sholat apa?"
dan kawan,
jawabannya simpel,
sederhana,
tapi dalem,
"pingin masuk surga mas.."
pernah juga kutanya,
tentang semangatnya berjamaah,
terutama berjamaah subuh di masjid,
dan yang mantab,
si Amar gapernah ketinggalan dua rakaat fajar-nya,
"saya pernah dengar mas,
saat ikut pengajian,
ada hadist yang berbunyi,
barangsiapa yang mendirikan 2 rakaat sebelum subuh,
maka pahalanya sama dengan dunia dan seisinya"
"dan saya gamau rugi mas,
hanya beberapa menit terlewat,
sedangkan pahalanya berlipat dan luar biasa"
demikian jawabnya lugu.
ah Amar,
dia memang hebat,
manusia lugu sederhana yang hebat,
dia tau harga surga,
dia bisa melihat akhirat lebih dasyat,
dia tau dunia tak seberapa,
"yang hanya dapat 100ribu saja ribuan orang berbondong-bondong gak tidur dan jualan di pasar,
masa yang dapat dunia dan seisinya hanya dengan dua rakaat sebelum subuh gak mau diperjuangkan?"
malu deh ama Amar,
malu yang pendidikannya lulus SMP,
malu yang lulus SMA,
apalagi yang sarjana,
tapi masih sering meninggalkan subuh jamaah di masjid
amar hanya lulusan SD kawan...
malu deh ama Amar,
pekerjaannya tukang jualan roti bakar,
penghasilannya tak lebih dari 50 ribu sehari,
dan paling hanya bisa nyimpen 10-15 ribu sehari,
bahkan tak jarang harus pinjem uang untuk menutup kebutuhan,
atau menahan lapar gak makan,
makan saja harganya yang 5ribuan seporsi,
tapi dia inspirasi untuk subuh berjamaah..
dia pecinta surga dan mau membayar harga untuknya
malu deh ama Amar...
pagi yang dingin di jendela sekretariat YOUTHCARE,
sambil melihat pedagang lalu lalang,
dan disuguhi lantunan Musyari Rasyid,
untuk menginspirasin kita,
06.06 WIB
23 Februari 2012
Mokhamad Kusnan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar