Selasa, 13 Maret 2012
biar aku yang menanggungnya...
"kak kalo sudah baca sms ini segera telpon ya,
ibu mau ngomong, penting dan mendesak"
demikian bunyi sms itu,
aku langsung saja menelpon,
"kakak bisa ke Fatmawati sekarang?"
demikian pintanya,
dia tak menjelaskan kronologinya,
intinya aku haru segera ke fatmawati,
ada hal penting dan mendesak,
"kak, plis..ibu memohon sangat tuh"
demikian terus pintanya,
aku sendiri bukannya tak mau,
tapi masih tersibukkan dengan segala agenda,
agenda bisnis dan akademis,
"baiklah tunggu satu jam dari sekarang,
kk langsung meluncur kesana,
ini masih di Salemba,
belum dengan macetnya,
semoga segera sampai sana"
demikian ucapku,
RS FATMAWATI,
ruang jenazah,
di depan ruang itu aku bertemu,
tak ada si ibu,
hanya seorang anak yang dulu pernah menjadi muridku,
dalam isak tangisnya,
dia memelukku,
"Fadlan wafat kak..."
aku masih terdiam,
hanya menanyakan kroniloginya,
"Fadlan lahir 22 hari yang lalu,
lahir dalam keadaan prematur tak normal,
organ dalamnya tak berfungsi,
berkali-kali muntah,
tak bisa dimasukkan nutrisi ke tubuhnya,
dan 3 hari lalu menghembuskan nafas terakhir"
demikian ucapnya,
"semua biaya perawatan belum lunas dibayar,
jadi pihak RS masih menahan jenazah,
mohon bantuannya kak,
maaf selalu merepotkan kakak"
demikian tambahnya,
beberapa yang lalu,
dia juga meminta bantuan,
adiknya,
yang masih usia kelas 2 SMA,
terkena musibah,
hamil diluar nikah,
oleh teman sekelasnya sendiri,
"dia memang nakal kak,
susah dibilangin,
sejak SMA pacaran mulu,
skarang gini deh,
mengandung bayi di perutnya"
demikian ceritanya,
"katanya sih dibohongi,
diajak main kerumah temennya,
ama cowok-cowok juga,
disana dikasih minuman dan terus gak sadar,
dan gak lama kemudian positiv hamil"
"si cowo sekarang pindah sekolah atau malah gak sekolah.,
yang jelas jadi preman,
dan gak bertanggungjawab,
pihak sekolah juga gak mau tau,
kami kesulitan mencari pembelaan kak"
demikian ceritanya,
dan kini,
setelah sekitar 7 bulan dalam kandungan,
bayi itu terlahir, prematur tak normal,
mungkin karena selama 7 bulan itu perutnya terus dipaksa dan ditahan,
diikat dengan ikat pinggang agar tak terlihat hamil,
ah wallahualam...aku tak tau.
"jujur kak,
saya malu dengan keluarga,
malu dengan tetangga,
mana sodara juga malu,
jadi aku minta bantuan kakak,
cukup kita aja yang tau kak,
Ibu bisa stres kalau tetangga kami tau,
makanya kami gapunya biaya,
gabisa mengurus surat keterangan tak mampu,
inipun masih pusing mengurus pemakaman,
gak mungkin yang dekat rumah,
harus yang jauh,
yang gak kenal keluarga kami"
demikiann terus menjelaskan,
akhirnya aku menanyakan perihal jumlah biaya,
biaya persalinan sampai perawatan bayi selama 22 hari itu,
biaya menginap mayat bayi di freezer,
biaya pemakaman,
cukup besar,
dan selama sehari itu aku minta bantuan ke beberapa kawan,
karena jujur saja akupun tak memiliki uang tunai sejumlah itu untuk mengurus semua,
dan Alahamdulillah ada sebuah lembaga Zakat yang mau membantu senilai 1jt rupiah,
setidaknya meringankan,
sisanya aku masih minta teman-temanku,
dan lebih banyak mereka yang non muslim yang membantu,
berkat usaha dan bantuan teman-teman,
dan terlkebih Allah memebrikan jalan,
akupun berhasil mengumpulkan semua biaya,
juga mencari tanah pemakaman yang bisa,
dan alhamdulillah semua bisa diatasi,
bayi malang itu,
Fadlan....
di usianya yang ke-22 hari,
harus berpulang kehadiratNya,
biar aku yang menanggungnya,
dalam benakkku masih terus berpikir,
dalam kesedihan di pemakaman itu,
setelah menggendong bayi beku demngan motor,
membawa bayi dari rumah sakit sampai pemakaman,
mensholatkan bayi hanya berdua di pemakaman,
kesdihan yang dalam siang itu,
bukan hanaya sedih karena tak ada yang mengurus,
tapi banyak lagi...
kesedihan karena ini kasus bukan pertama yang kutemui,
aku harus mengurus bayi hasil hubungan zina,
aku harus mengurus bayi tak berdosa,
aku harus menanggung hasil kelaluan bejat anak-anak belia,
biar aku yang menanggungnya,
apapun kata orang,
meski keluargaku sendiri bilang,
"ngapain sih ngurusin bayio gituan, biar aja keluarganya yang urus"
atau temanku;
"biar aja dirumah sakit terus, nanti juga pasti dimakamkan pihak rumah sakit,
mau-mau aja elu ngurus gituan"
biar aku yang memanggungnya,
dalam hati akau akan terus berbuat,
terus meneriakkan,
terus berupaya,
agar tak ada lagi bayi yang tersiakan,
agar tak ada jenazah-jenazah belia itu,
terlebih,
biarlah aku yang menanggungnya,
biarlah air mataku bercucuran,
biarlah aku terlarut dalam eksedihan,
kesedihan karena moral remaja yang kian buram,
kesedihan bahwa banyak sekali bayi yang dikorbankan,
kesedihan karena sedikit yang peduli,
peduli pada remaja-remaja itu,
biar aku yang menanggungnya,'
dalam kesedihan penuh,
dengan segenap usahaku,
agar tak ada lagi zina,
tak ada lagi bayi yang dikorbankan,
tak ada lagi...
#cukup miris,
amat miris,
saat melihat hasil survey,
bahwa di jakarta sendiri 51% pelajarnya sudah tidak perawan...
Astaghfirullohaladzim,
"seonggok kemanusiaan terkapar,
jika tidak ada yang mengaku bertanggungjawab,
biarlah aku yang menanggungnya,
sebagian atau semuanya,
dalam kesedihan penuh,
dalam kesungguhan penuh"
biar aku yang menanggungnya,
meski tak ada yang peduli lagi,
meski tak ada yang memiliki risau hati,
biar aku yang menanggungnya,
pagi dingin di ibukota,
08.10 WIB 14 maret 2012
Mokhamad Kusnan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
aku turut bersedih kak
BalasHapussemoga dunia bisa berjalan dengan lebih baik.
semoga generasi muda bisa terus beekembang mjd lebih baik.
terus kibarkan dakwahnya ka!
nb : aku ngga suka ngeliat foto yang pertama kak, mayat bayi yang dipublikasikan begitu frontal..