seri heroik anak smp 12;
"pokoknya besok kak Kusnan harus ke sekolah,
ROHIS dihina semena-mena,
ROHIS difitnah kak,
sebelum ngajar di semua kelas guru itu selalu memfitnah ROHIS,
anak-anak jadi ragu dengan ROHIS, beberapa termakan fitnahan guru itu"
demikian sms yang kubaca,
malam itu aku sempatkan menelponnya,
menanyakan perihal kebenaran berita itu,
baru beberapa kegiatan yang kami lakukan,
sekarang sudah ada teror,
seorang guru mantan wakil memfitnah,
menebar permusuhan dengan rohis,
menghina di depan kelas,
dihadapan ratusan anak-anak ingusan yang minim agama,
"kalian jangan pada ikutan rohis,
hati-hati dengan alumni yang suka datang,
nanti diajak aliran sesat,
nanti bisa direkrut jadi teroris,
rohis itu bahaya"
demikian ucapan guru itu seperti yang ditirukan anak-anak,
"saat beliau ngomong gitu kalian diam?"
demikian tanyaku,
salah satu anak perempuan bicara;
"enggak kak, tadinya saya juga panas,
mau menyangkal perkataan guru itu,
tapi Randi udah berdiri duluan,
dengan tegas randi menyangkal,
dan bahkan menegur guru itu.
"maaf pak,
bapak jangan asal bicara,
rohis itu resmi ekskul yang ada di sekolah,
dan di semua sekolah ada,
dan alumni yang datang juga baik-baik,
mereka rela ngajarin kami pelajaran sekolah juga tentang islam,
mereka rela mengorbankan waktu ngajarin kami, dan gak dibayar,
bahkan mereka mengajari kami lebih baik dari guru-guru sekolah.
bapak jangan memfitnah gitu,
sesama muslim gaboleh menghina,
terlebih bapak seorang guru,
jangan asal ucap pak.
maaf saya terpaksa bicara,
saya Randi, ketua ROHIS sekolah ini"
demikian sang ketua ROHIS bicara,
ditirukan oleh rekan sekelasnya,
siang itu,
setelah semua pulang sekolah,
kami diskusi perihal perkatan profokativ guru itu,
setelah semua saksi di tiap kelas dikumpulkan,
kami bawa ke forum komitte sekolah,
untuk meminta dukungan,
agar guru yang meresahkan anak-anak rohis dan fitnah itu dihentikan,
setelah pihak komitte bersedia mendukung,
kami ajukan ke pihak sekolah,
langsung kami temui kepala sekolah,
membicarakan perihal itu,
sehari setelah perjuangan kami itu,
sang guru bersangkutan sering tidak masuk sekolah,
sepekan kemudian,
terdengar berita beliau meninggal,
karena penyakit menakutkan,
hanay sedikit guru yang bisa melayat,
terkait tempatnay yang jauh juga kondisi sekolah sedang ada penilaian,
semua harus ada di sekolah,
terlebih hari meninggalnya itu hujan lebat turun,
DIA BUKAN ANAK BIASA,
Randi,
demikian anak itu biasa akrab dipanggil,
sang ketua ROHIS yang lantang membela saat rohis kami dihina,
dia yang langsung berdiri dan lantang menolak mentah-mentah ucapan sang guru,
dia yang langsung memnbela rohis saat sang guru semena-mena menghina.
dia bukan anak biasa,
pendidikan terpadu di rohis kamilah yang telah membuatnya dewasa,
dewasa di usia muda karena dia masih kelas 2 smp,
namun dia paling lantangh membela islam saat ada yang menghina dan memfitnah,
aku sendiri cukup kagum dengan ucapannya pada guru itu,
dia pula yang langsung melaporkan guru itu ke BK/BP,
tarbiyah pekanan itu mendidiknya,
pertemuan pekanan dua jam itu telah membentuknya,
menanamkan keluhuran nilai Islam dalam hati dan dirinya,
hingga tumbuh keberanian saat Islam dihina dan difitnah,
==
siang itu,
seusai aku mengisi kajian pekanan anak-anak itu,
disaat beberapa omongan guru terdengar;
"pak fulan kena ahzab dari Alloh karena menghina rohis, memfitnah, dan menjelek-jelekkan islam"
demikian kata-kata yang sedang banyak jadi perbincangan guru itu,
aku memilih tak banyak suara dengan hal itu,
hanya sedikit penjelasan bahwa kita wajib membela saat kita dihina,
kita wajib menjelaskan saat kita difitnah,
dan terlebih,
kita wajib memberitahukan tentang kebenaran itu,
dengan sikap dan tindakan kita,
bahwa rohis adalah sarana dakwah,
bahwa rohis membentuk pelajar ber akhlakul karimah,
bahwa rohis mencetak pelajar yang santun, sholeh, dan cerdas,
ketika fitnah itu menghantam ROHIS kami,
maka sudahkah kita siapkan diri untuk membela,
sudahkan kita tanamkan pelajaran akhlak ke semua binaan,
sudahkah anak-anak belia itu menjalankan kemuliaan Islam,
ketika fitnah itu menghantam ROHIS kami,
kewajiban kita untuk menanamkan nilai Islam ke dalam diri,
agar anak-anak itu menjelma menjadi teladan diri,
menjadi manusia yang menecrminkan keindahan Islam,
ketika fitnah itu menghantam ROHIS kami,
sebagai pengingat kita bahwa kita harus persiapkan diri,
mendidik dengan hati dan keteladanan,
membuktikan keindahan islam dengan kata dan tindakan,
agar kelak orang segan dan melihat kemuliaan,
lewat sosok-sosok anak belia di masa depan,
ketika fitmah itu menghantam ROHIS kami,
siang di kantor YOUTHCARE,
11:10 WIB 05 maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar