"aku izin kak"
demikian akunya polos,
raut mukanya sangat polos dari belasan panitia yang lain.
dia masih kelas 2 SMP kawan,
dia menjadi bagian dari belasan pelajar SITUBONDO yang tergabung dalam OPSI,
(Organisasi Pelajar Situbondo) demikian organisasi buatan YOUTHCARE SITUBONDO,
perkembangan YOUTHCARE di kota santri itu kian pesat saja,
dari sejak aku pertama kali menginjakkan kaki ke kota santri itu,
saat pertama kali menawarkan ke seorang sahabatku,
dan menjawab keraguannya "nanti gimana jalaninya akh?"
langsung sakja kujawab singkat "nanti ane kesana"
dan perjalanan lebih dari seribu kilo kutemnpuh,
rangka aluminium terbang membawaku ke kota di timur jawa,
dilanjutkan perjalanan naik bus sekitar 6 jam,
Situbondo...
demikian kota santri itu menjadi kota daerah pertama aku membuka cabang YOUTHCARE,
bayak harga harus kubayar,
tapi inilah VISI, apapun akan kulakukan,
dan inilah jalanku,
Allah-pun tak membiarkan hambanya sendiri,
niatan baik itu terus diujinya,
perjuangan kami mulai,
dan pengorbanan kian dituntutnya.
keraguan sahabatku kutepis,
memulai dari awal sangat berat memang,
tapi inilah perjuangan,
hingga operlahan ALlah tampakkan pertolonganNya,
bantuan demi bantuan datang ke kami,
mulai dari para aktivis daerah sana yang sangat mendukung,
sampai seorang PNS merelakan rumahnya kutempati,
bahkan seorang guru harus rela meninggalkan kelas dan membantu kami menyiapkan sound,
dan masih banyak lagi, juga perngorbanan para pejuang belia,
dan siang tadi,
sebuah gebrakan dasyat oleh para pejuang belia,
belasan anak lugu penuh semangat perbaikan,
mengumpulkan puluhan pelajar dari berbagai sekolah,
mengajak untuk sama berkontribusi dan mendirikan ROHIS di sekolahnya,
dan dia,
anak lugu kelas 2 SMP itu,
menjadi saksi bahwa kebangkitan itu akan pasti datangnya,
usianya tak membatasi semangatnya kontribusi,
padahal kawan,
hari selasa ini bukan hari libur,
sekolahnya tetap berjalan seperti biasa,
saat kutau kalao dia anak kelas 2 SMP,
langsung saja aku menanyakan lagi,
"hei bukannya sekolah?"
dan enteng dia menjawab "aku izin kak"
dengan senyuman, sambil menggulung tikar-tikar selesai acara,
keringat mengalir di dahinya,
disibaknya dengan kedua tangan,
peluh kelelahan dalam dirinya,
siang terik di Situbondo,
kusaksikan anak itu penuh gelora,
dan saat aku hendak meninggalkan tempat itu,
dengan tumpangan motor salah satu pengurus YOUTHCARE disana,
kusaksikan kembali kehebatan anak itu,
kawan...
ditengah terik kota itu,
dia ternyata hadir dan mengerjakan semua,
menyebar undangan dan yang lainnya,
dengan sepeda ontel bututnya...
"aku izin kak"
menjadi teguran buatku,
bahwa ALlah takkan membiarkan urusanNya tersiakan,
akan selalu ada manusia-manusia tulus yang akan memperjuangkan,
dan demikian dalam memeperjuangkan VISIku,
"aku izin kak"
menjadi penyemangat,
bahwa akan selalu ada manusia-manusia hebat,
yang dengan tulus berjuang untuk kepentinganNya,
"aku izin kak"
seolah tak ada alasan untuk melemah,
tak ada tempat untuk mengeluh dan menyerah,
seperti dia yang rela izin tidak sekolah,
yang tak jadi alasan meski tak ada motor,
bahkan dia termuda diantara belasan yang lain,
"aku izin kak"
selalu ada inspirasi dari daerah,
disetiap aku berjalan melangkahkan kaki ke pelosok negeri,
bahwa banyak pejuang hebat penuh inspirasi,
"aku izin kak"
inspirasi untuk semua pejuang di negeri ini,
bahwa akupun berazam untuk banyak menginspirasi,
untuk tegak dan bangkitnya generasi baru negeri ini,
dengan semangat perbaikan diri dan kontribusi,
sore di markas YOUTHCARE SITUBONDO,
diiringi sondtrack NARNIA "the Call"
semangat perjuangan yang terus membara,
aku akan hadir setiap ada panggilan,
karena aku diciptakan untuk menjadi pejuang..
17.21 WIB 17 April 2012
Mokhamad Kusnan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar