Selasa, 24 April 2012
maafkan aku kak...
ini pertama kalinya aku ke kota Malang dengan pesawat,
meski harganya lebih mahal dari semua transportasi yang ada,
aku tetap memilih pesawat untuk ke kota di ujung jawa timur sana,
Adburrahman Saleh menyapaku setelah lebih dari satu setengah jam penerbangan,
sore itu kehadiranku langsung disambut dengan serangkaian aktivitas.
tercatat, hingga dini hari haru kelar agenda pertamaku,
mengisi seminar tentang pemberdayaan UKM di kota Malang.
pagi hari,
suasana sejuk Batu sangat terasa,
dengan mobil dinas pemda akupun diantara menuju stasiun untuk memesan tiket kereta api,
iya, karena keterbatasan dana aku memutuskan kembali ke jakarta melalui Surabaya dengan kereta api,
sekitar jam 8.00. aku tinggal sendiri di stasiun Malang.
sementara aku harus ke Situbondo siangnya,
aku harus memenuhi permintaan salah satu murid, sahabat, dan adik terbaikku,
memenuhi permintaannya akan kado untuk putri pertamanya...kereta bayi.
dalam kesendirian di Malang,
akupun tak bisa berbuat banyak,
setelah dua rakaat duha kutunaikan di mushola stasiun itu,
akupun melangkahkan kaki,
mencoba tanya dari orang ke orang tentang tempat aku bisa menemukan kereta bayi.
hingga saat aku membuka laptop,
dan mencoba online dengan jejaring sosial,
disitulah keajaiban ukhuwah terbukti,
sekali lagi keajaiban ukhuwah,
karena ukhuwah menembus batas.
setelah beberapa orang yang domisili di Malang enggan menemaniku karena kesibukannya,
saat itu aku beberapa kali menulis status tentang keberadaanku di kota Malang itu,
hingga ada seseorang yang mencoba menanggapi,
sejenak aku mengenal nama itu,
tapi sudah lama sekali,
lebih dari setahun aku mengenalnya,
subhanallah,
ternyata dia adalah salah satu anak yang pernah membantu menjadi panitia YOUTHCAMP,
sebuah event tahunan yang sellau aku laksanakan,
dan...setiap tahunnya itu selalu ada anak-anak yang bersemangat mensukseskannya,
dan dia diantara salah satunya.
setelah kami saling komen di FB,
dia akhirnya m,enyanggupi menemaniku berkeliling Malang mencari kereta bayi,
dan...siang terik di Malang menjadi saksi ukhuwah kami,
aku sudah lama tak mengenalnya, tapi seolah kami teman setia.
dia,
padanya aku melihat kesetiaan,
padanya aku melihat ketulusan untuk membantu,
sapaan akrab "kak" selalu menghiasi keakraban dalam setiap pertolongannya,
bagai pelayan dia menemaniku dan tanpa keluh mengiyakan perintahku,
butiran-butiran keringat di keningnya tak pernah dipedulikan,
seolah hanya satu yang diperjuangkan "aku ingin menemani kakak"
dia,
dengan rambut gondrongnya,
dengan jerawat yang menutupi sebagian besar wajahnya,
dengan suara paraunya,
dengan tubuh kurus hitamnya,
seolah semua memalingkanku,
bahwa dalam jasadnya itu ada hati baik,
hingga saat seusai berjam-jam dia menemaniku berkeliling kota malang,
dan akhirnya utemukan kereta dorong bayi terbaik,
diapun bersedia mengantarku ke terminal,
mengantarku menemukan bus menuju kota berikutnya,
kita dari rangkaian safari jawa timur keempatku,
hingga saat akan perpisahan itu,
dalam gugup dia berucap "maafkan aku kak"
aku tertegun,
aku menatapnya dalam,
dan setelah diam beberapa saat akupun bertanya "maaf untuk apa?"
dan dia menceritakan perihal tentangnya
==
Juni 2010,
saat itu berlangsung YOUTHCAMP yang keempat,
dimana sebagian besar panitia berasal dari pelajar Depok, NF tepatnya,
namun di jelang hari pelaksanaan hadirlah dia,
hadirlah seorang berseragam abu-abu,
saat itu dia masih duduk di kelas 3 SMA.
selama dua hari pelaksanaan YOUTHCAMP memang ada sesuatu yang aneh dalam dirinya,
dia senantiasa memperhatikan salah satu panitia putri,
hingga seusai kegiatan dia mengutarakan maksudnya padaku,
bahwa dia menyukai sang akhwat,
karena sedang dalam emosi, akupun dengan sedikit teriak menasihatinya,
tentang menjaga pandangan dan larangan hubungan lawan jenis,
dan itu masih berlanjut, dengan sms-sms dia tentang akhwat itu,
hingga kutau dia marah padaku karena aku terlalu keras memeperlakukannya,
dan waktu memisahkan kami...
dan setelah sekian tahun berlalu,
diterik terminal itu,
dijelang aku meninggalkannya di Malang itu,
dia berucap padaku "maafkan aku kak"
"maafkan aku kak,
aku tau dulu belum paham masalah hijab,
aku sadar dulu belum tau banyak tentang islam dan hubungan lawan jenis,
aku tau aku dulu salah bersikap kak,
sekali lagi maafkan aku"
demikian ucapnya dalam tunduk,
seolah malu melihat wajahku,
aku menatapnya tajam,
mendekat dan memeluknya erat,
kuusap rambut kepalanya,
kudekap tubuh kurusnya,
pelan aku berucap,
"kakak yang salah, maafkan kakak"
dia membalas memelukku erat,
kami terdiam dalam ukhuwah yang dalam,
dalam rasa cinta yang bergelora,
adik-kakak yang memendam rindu,
dan dia memendam permintaan maaf sampai setahun itu,
dan Allah memeberikan kesempatan kepadanya dengan keajaiban di Malang itu,
"kuliah yang pintar,
perbaiki akhlak dan keilmuan,
tunjukkan kesalehan diri dan kokohkan iman,
cerdaskan nalar dan wawasan,
kerja keras dan kerja cerdas untuk masa depan,
jika jodoh kelak kalian akan Allah satukan"
demikian ucapku sambil menepuk pundaknya,
siang itu akupun meninggalkannya,
beretolak dari Malang ke Situbondo untuk kontribusi selanjutnya,
maafkan aku kak...
ada cinta dan penyesalan dalam ucapannya,
ada keimanan dalam pandangan matanya,
ada ukhuwah yang dalam pada dirinya,
siang di ibukota,
mengurai ukhuwah yang bersemai indah,
kuposting kini, 24 April 2012, 13.54 WIB
mokhamad kusnan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar